Hati-Hati ada Oknum yang mengatasnamakan Wartawan/Marekting/dll atas nama Maduraexpose.com. Kirim Saran dan Berita Anda melalui email maduraexposenews@gmail.com dan SMS Center 081934960999

Sabtu, 03 November 2012

Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Potensi dan Peluang di Pengembangan Ternak di Pulau Madura

maduratani- Dalam rangka mencukupi Kebutuhan Daging Nasional secara umum dan swasembada daging sapi/kerbau secara khusus pada Tahun 2014 diperlukan peningkatan populasi ternak terutama ternak sapi dan kerbau melalui penyediaan bibit yang cukup dengan menekankan potensi pengembangan sumber daya ternak lokal yang dimiliki oleh rakyat. 


Kebijakan yang telah diambil oleh Pemerintah dalam penetapan Madura sebagai pusat pelestarian dan pemurnian sapi Madura serta ternak lokal dianggap tepat karena mengacu kepada potensi riil Madura khususnya di kabupaten Sumenep, yang sangat menunjang pelestarian dan pengembangan dimasa mendatang. 

Jawa Timur menghasilkan 4.727.298 ekor sapi yang 5 persennya berasal dari Madura yakni mencapai 874.702 ekor. Dari jumlah sapi Madura tersebut sebagian besar berasal dari kabupaten Sumenep yang dengan kata lain, Sumenep mempunyai populasi ternak sapi terbesar di Madura bahkan di Jawa Timur.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim, M.Si ketika memberikan sambutan pada pelaksanaan seminar pengembangan usaha peternakan di Madura bertempat di ruang Arya Wiraraja Sumenep di Kantor Bupati Sumenep.

Ditambahkan dalam sambutannya bahwa Sapi Madura merupakan salah satu aset sumber daya genetik ternak yang dimiliki Indonesia dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya yakni sebagai penghasil daging, sapi pacuan/kerapan sapi (khususnya sapi jantan yang mempunyai kemampuan lari yang hebat tidak dimiliki oleh sapi lain), sapi hias (sapi sonok), dan sebagai sumber tenaga dalam menarik bajak dalam mengolah lahan pertanian. Oleh karena itulah berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3755/KPts/HK. 040/11/2010, tanggal 23 November 2010 telah ditetapkan sebagai Rumpun Sapi Maduradan akan diusulkan agar diakui dunia internasional.

Pelaksanaan Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Potensi dan peluang pengembangan Ternak di Pulau Madura mempunyai maksud dan tujuan untuk meningkatkan produksi ternak bibit yang berkualitas dan berkelanjutan khususnya Sapi Madura, mencari win-win solution antara peternak dan pelaku usaha, serta memberikan penghargaan ke pada peternak dan pelaku usaha dalam mendukung sub sektor petenakan yang merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Jawa Timur. 

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Ir. Maskur, MM dalam paparannya mengatakan pengembangan peternakan di Madura telah terbagi 1) wilayah sumber bibit sapi Madura, dengan menetapkan masing-masing di Kabupaten Madura minimal 3 kawasan pembibitan rakyat (Village Breeding Centre/VBC) , dengan target minimal per 10.000 ekor sapi betina dewasa sebagai kawasan penyangga plasma nutfah, 2) diluar daerah pembibitan dapat dikembangkan persilangan limousin dalam meningkatkan produksi daging (final stock) , penetapan ini perlu ditegaskan baik dalam bentuk permentan ataupun perda. Usulan Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur dalam penetapan wilayah Sumber Daya Genetik (Sapi Madura dan Domba Sapudi di Pulau Sapudi disambut baik oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ir. Syukur Iwantoro, MS, MBA, yang disampaikan dalam sambutannya pada acara tersebut.

Kegiatan FGD dipimpin oleh Bapak Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan diikuti peserta dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, UPT Kementerian Pertanian dan Provinsi, Dinas-dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, para stake holder sub sektor peternakan serta pemerhati ternak di Madura. Berdasarkan dari hasil diskusi dalam Forum Group Discussion (FGD) tersebut disepakati beberapa hal penting yakni:
1.Fokus bahasan pada kegiatan FGD adalah upaya pengembangan Sapi Madura, melalui pelestarian dan pemanfaatan sumber daya genetik hewan (SDGH) yang ada di Madura dan pengembangan kemitraan usaha ayam ras.
2.Dengan keunggulan komporatif yang dimilikinya, Sapi Madura dipandang memiliki potensi dan kontribusi yang cukup besar dalam mendukung keberhasilan PSDSK. Untuk itu upaya peningkatan produksi dan produktifitas sapi Madura difokuskan melalui kegiatan Pengembangan Pulau Madura sebagai Pulau Sapi (P2MPS) Tahun 2014 dengan melibatkan seluruh stake holder terkait.
3.Sebagai upaya pelestarian Sapi Madura perlu ditumbuhkan dan dikembangkan wilayah sumber bibit, dimana di setiap Kabupaten yang ada di Pulau Madura minimal ditetapkan 3 (tiga) Village breeding Center (VBC) Sapi Madura sebagai embrio pengembangan Sapi Madura berbasis kawasan :
  • Pada VBC dilakukan diseminasi cara-cara pembibitan sapi potong yang baik (Good breeding Practices)
  • Optimalisasi kegiatan Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (INKA)
  • Pengawasan lalu lintas ternak secara ketat
  • Diperlukan komitmen dan dukungan semua pihak dalam implementasinya sejak dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi termasuk pembiayaannya, untuk keberhasilan pengembangan Pulau Madura sebagai Pulau Sapi
4.UPT Pembibitan Ternak dan Laboratorium Kesehatan Hewan perlu ditingkatkan statusnya sebagai Balai Pembibitan Sapi Madura agar lebih fokus dalam upaya peningkatan populasi sapi Madura dengan pembiayaan yang bersumber dari dana APBN dan APBD.
5.Dengan Potensi dan keunggulan Sumber Daya Alam yang dimiliki, Madura memiliki peluang yang besar untuk pengembangan usaha ayam ras melalui pola kemitraan. Cuaca yang panas dan cenderung kering dapat disiasati dengan penerapan sistim kandang tertutup (Close House).
6.Berdasarkan Permentan No. 35 tahun 2006 tentang Pedoman Pelestarian dan Pemanfaatan Sumberdaya Genetik Ternak Ayam Gaok sebagai salah satu galur ayam asli dari Madura saat ini populasinya dinyatakan tidak aman dengan kriteria populasi jarang. Untuk itu perlu dilakukan upaya pelestarian dan pengembangan Ayam Gaok melalui kelompok-kelompok pembibit pedesaan serta UPTD.

Hasil rumusan tersebut disepakati dengan ditandatangani bersama oleh 9 pihak yakni oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Bupati Sumenep, Kepala Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur, Direktur Perbibitan Ternak, Komisi Bibit Nasional, Kepala Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, Kepala Balai Embrio Transfer Cipelang, Kepala Loka Penelitian Sapi Potong Grati, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sumenep. Ditempat terpisah berlangsung pembahasan antara pelaku usaha, HKTI dan peternak yang membahas permasalahan yang ada untuk menemukan solusi bersama, sehingga disepakati 3 hal yang selama ini masih menjadi kendala yang bersama yakni cara pengiriman sapi hidup dari lokasi kandang peternak, sistem pembayaran secara tunai, dan harga disepakati sesuai dengan harga pasar dengan berat hidup sapi minimal 350 kg namun tidak untuk jenis sapi Madura.

Dalam memberikan penghargaan kepada peternak dan pelaku usaha guna mendukung sub sektor peternakan yang merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Jawa Timur, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama rombongan mengunjungi Outlet Hasil Olahan daging Sapi Lokal “Gerai Daging Capsa”, dan meninjau sentra bibit Sapi Madura dan bertemu dengan peternak di daerah VBC sapi Madura di Sumenep. 


(Sumber.Reno Sari.Subbag Kerjasama dan Humas.Bagian Perencanaan.Ditjen PKH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MADURA TANI POPULER