Karena itu, mereka berharap Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa kembali tampil sebagai calon calon Gubernur untuk menggantikan Soekarwo. Hanya Khofifah sekarang ini yang diharapkan para petani dan pengrajin untuk memimpin Jatim.
"Kami menginginkan perubahan. Kami sudah kontak-kontak dengan kabupaten lain, dan kita telah sepakat mendukung Khofifah sebagai Gubernur Jatim," kata Juru Bicara petani dan pengrajin Madura, Musni Thamrin, dalam keterangan tertulis kepada Okezone di Jakarta, Selasa (25/12/2012).
Menurutnya, kasus bentrok Sunni-Syi'ah di Sampang menjadi tolok ukur gagalnya kepemimpnan Soekarwo-Syaifullah Yusuf sebagai pemimpin di Jatim. "Menyikapi persoalan ini, Gubernur tidak segera mengambil langkah koordinasi untuk keamanan," katanya.
Selain itu, kebijakan impor garam yang dilakukan pemerintah selama ini telah berdampak pada kerugian para petani garam. "Persoalan petani garam, justru Soekarwo memberikan peluang impor, padahal persediaan garam di Madura banyak. Ketiga, Pak Karwo kurang serius membina pengrajin batik," tandasnya.
Dikatakannya, Soekarwo selama ini tidak pernah mengawal harga tembakau sampai di harga BEP Rp25 ribu per kg. Selama ini kurang ada pembinaan pemerintah provinsi Jatim terhadap pengrajin batik di Madura. "Padahal ini tidak hanya bupati yang mempunyai tanggung jawab. Terpenting adalah Gubernur yang punya kewenangan," tambahnya.
Khofifah, kata Musni, dianggap mampu menggantikan Soekarwo. Ia merupakan tokoh wanita yang mengantarkan Gus Dur menjadi Persiden RI. Di samping itu, Khofifah pernah menjabat menteri, DPR/MPR, dan kini menjabat sebagai Presiden Koperasi Asia. "Insya Allah, Khofifah mampu memimpin Jawa Timur," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar