Suhaibi (kanan) dan Suryadi Kepala UPT Pertanian Guluk-Guluk,
Sumenep saat panen Cabai merah (foto:Ferry Arbania) |
MADURATANI-SUMENEP: Kamilah (24) tinggal di Dusun
Lengkong, Desa Guluk-Guluk tahun ini mengaku sengaja meninggalkan budidaya
tembakau yang sudah menjadi tradisi dikalangan masyarakat petani di desanya.
Bersama suaminya, Suhaibi Aldi, pihaknya memberanikan diri untuk tidak bergantung pada tanaman tembakau dan beralih ke tanaman alternative berupa cabe merah besar. Semula pihaknya ketar ketir untuk meninggalkan kebiasaan tanam tembakau yang sudah dijalaninya secara tuun temurun itu.
Bersama suaminya, Suhaibi Aldi, pihaknya memberanikan diri untuk tidak bergantung pada tanaman tembakau dan beralih ke tanaman alternative berupa cabe merah besar. Semula pihaknya ketar ketir untuk meninggalkan kebiasaan tanam tembakau yang sudah dijalaninya secara tuun temurun itu.
Namun setelah mendapat binaan
dari UPT Pertanian Guluk-Guluk, dirinya merasa yakin kalau pilihannya beralih
ke komuditas selain tembakau itu bakal meraih untung besar karena modalnya
lebih sedikit dan tingkat resiko yang jauh lebi kecil dibanding tembakau.
“Berangkat dari sedikit
pengetahuan yang kami peroleh dari UPT Pertanian, kami sekeluarga sepakat untuk
tidak lagi menanam tembakau dan beralih ke cabe merah besar. Dan alhamdulillah
hasilnya luar biasa , karena hanya dengan modal Rp. 7 jutaan, saya dapat
keuntungan sekitar 30 juta dari luas tanam hanya 1500 m2”, kata Suhaibi saat
asyik memetik buah cabe merah di sawahnya, Selasa (31/07).
Menurutnya, perawatan cabe merah
tidak serumit pohon tembakau. Yang penting kebutuhan air tercukupi dan
penyemprotan hamau paling sedikit dua kali dalam seminggu, maka dipastikan hasilnya
akan memuaskan. Seperti hasil tanam tahun ini, bobot buah pada satu pohon saja bias
mencapai 8 ons sampai dengan 10 ons dan bisa panen hingga berkali-kali.
“Apalagi sekaran harga cabe merah
mencapai Rp.12 ribu per kilonya. Tinggal mengkalikan saja dengan luas tanam dan
banyaknya pohon yang ditanam”, imbuhnya. ]
Sementara Suryadi, SP, MMA,
Kepala UPT. Pertanian Guluk-Guluk, mengaku puas dengan keberhasilan para petani
cabe merah saat ini. Pihaknya berharap agar diikuti juga oleh para petani yang
lain, hingga tak lagi bergantung pada
budidaya tembakau.
“Kita berharap masyarakat petani
tak lagi bergantung pada tembakau yang biaya perawatannya jauh lebih mahal. Belum
lagi komoditas ini tidak tahan curah hujan dan harganya juga ditentukan oleh pihak
pabrikan atau gudang. Kalau cabe merah masyarakat bisa menentukan hasilnya sendiri
dan jauh lebih menguntungkan”, kata Suryadi, SP, MMA,Kepala UPT Pertanian Guluk-Guluk,
Sumenep, Madura. (Ferry Arbania)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar