"Benar memang ada garam dari Madura
masuk ke Sumut melalui Pelabuhan Belawan pekan ini dan sudah siap
dibongkar," kata Kepala Sub Dinas Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan
(IKAHH) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dsperindag) Sumut, Idayani
Pane yang dikonfirmasi melalui telepon selularnya di Medan, Jumat.
Informasi dari Pelabuhan Belawan menyebutkan, garam sebanyak 3.500 ton dari Madura itu masuk bertahap mulai 11 hingga 15 Oktober 2012, dan langsung dibongkar pemiliknya yakni PT Garindo.
Garam Madura itu tercatat baru tiga kali masuk ke Sumut yakni Januari, Maret dan Oktober ini menyusul dinyatakannya terjadi penurunan produksi di Madura akibat cuaca.
Idayani Pane mengakui, selama ini, sejak Januari-Juli, total pasokan garam Sumut sebanyak 113.700 ton baik untuk konsumsi dan industri.
Menurut dia, garam dari Madura diakui memang sudah lama tidak masuk ke Sumut atau terakhir kali pada Maret Dengan masuknya garam dari Madura sebanyak 3.500 ton, maka total garam Madura yang memasuki Sumut mencapai 24.000 ton setelah pada Januari dan Maret sejumlah 23.500 ton.
Selain untuk Sumut, garam yang masuk ke Pelabuhan Belawan itu, juga untuk keperluan daerah lain seperti Aceh, Riau, Sumatera Selatan bahkan bagi Pulau Jawa.
Kebutuhan garam di Sumut mencapai 160 ribu - 170 ribu ton dengan rincian 140 ribu ton untuk konsumsi dan 20 ribu - 30 ribu ton bagi industri.
Kalau kebutuhan garam Sumut tidak bisa terpenuhi dari Madura, perusahaan pemasok memang melakukan impor,dimana sebelumnya harus mendapat persetujuan dari pemerintah pusat.
Tahun ini, pasokan garam impor oleh perusahaan sudah mulai ada sejak pertengahan Maret dan semakin banyak di April hingga Juli lalu.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Medan, Abubakar Siddik, mengatakan, Disperindag Sumut harus melindungi konsumen dengan mengawal agar garam impor untuk industri jangan sampai diedarkan sebagai garam konsumsi.
"Garam konsumsi yang dari Madura,apalagi impor juga harus diawasi. Siapa tahu kandungan yodium garam yang diedarkan nantinya itu tidak sesuai yang dipersyaratkan untuk kesehatan," katanya.
Informasi dari Pelabuhan Belawan menyebutkan, garam sebanyak 3.500 ton dari Madura itu masuk bertahap mulai 11 hingga 15 Oktober 2012, dan langsung dibongkar pemiliknya yakni PT Garindo.
Garam Madura itu tercatat baru tiga kali masuk ke Sumut yakni Januari, Maret dan Oktober ini menyusul dinyatakannya terjadi penurunan produksi di Madura akibat cuaca.
Idayani Pane mengakui, selama ini, sejak Januari-Juli, total pasokan garam Sumut sebanyak 113.700 ton baik untuk konsumsi dan industri.
Menurut dia, garam dari Madura diakui memang sudah lama tidak masuk ke Sumut atau terakhir kali pada Maret Dengan masuknya garam dari Madura sebanyak 3.500 ton, maka total garam Madura yang memasuki Sumut mencapai 24.000 ton setelah pada Januari dan Maret sejumlah 23.500 ton.
Selain untuk Sumut, garam yang masuk ke Pelabuhan Belawan itu, juga untuk keperluan daerah lain seperti Aceh, Riau, Sumatera Selatan bahkan bagi Pulau Jawa.
Kebutuhan garam di Sumut mencapai 160 ribu - 170 ribu ton dengan rincian 140 ribu ton untuk konsumsi dan 20 ribu - 30 ribu ton bagi industri.
Kalau kebutuhan garam Sumut tidak bisa terpenuhi dari Madura, perusahaan pemasok memang melakukan impor,dimana sebelumnya harus mendapat persetujuan dari pemerintah pusat.
Tahun ini, pasokan garam impor oleh perusahaan sudah mulai ada sejak pertengahan Maret dan semakin banyak di April hingga Juli lalu.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Medan, Abubakar Siddik, mengatakan, Disperindag Sumut harus melindungi konsumen dengan mengawal agar garam impor untuk industri jangan sampai diedarkan sebagai garam konsumsi.
"Garam konsumsi yang dari Madura,apalagi impor juga harus diawasi. Siapa tahu kandungan yodium garam yang diedarkan nantinya itu tidak sesuai yang dipersyaratkan untuk kesehatan," katanya.
beritadaerah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar