MADURATANI, SUMENEP:
Berbahaya: Ilustrasi Jembatan Bambu (google) |
Raut kecewa
dikalangan warga memang tak bisa disembunyikan lagi. Dan kesabaran mereka
seperti sudah terkikis sedemikian rupa, setelah 5 tahun lamanya menunggu uluran
tangan pemerintah tak kunjung tiba. Lantas, mereka berinisiatif sendiri
untuk membangun jembatan di desa mereka dengan cara gotong royong bersama warga
Desa Muangan, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep.
“Sudah lama kami mengajukan bantuan pembangunan jemabatan.
Tapi sampai sekarang belum ada perhatian dari pemerintah.Asal tahu saja, Mas. Jembatan
di desa ini merupakan jalan poros yang menghubungkan Desa Sendir, Kecamatan Lenteng”,kata Suharto,
Kades Muangan pada sejumlah wartawan, Sabtu (15/12).
Jembatan dengan
panjang 42 meter itu, jelas Suharto, sangat membantu lancarnya perekonomian
warga desa setempat. Sejak lama warga menginginkan adanya perhatian dari
pemerintah, mengingat jembatan itu hanya terbuat dari bambu.
“Kondisinya semakin menghawatirkan
keselamatan warga yang melintas di jembatan ini, Mas”, imbuhnya.
Belum adanya
perhatian dari pemerintah tersebut, Kades Muangan bersama warganya terpaksa
mengumpulkan dana swadaya sebesar Rp.2 juta.
“Kalau jembatan
ini tak segera mendapat perhatian pemerintah, maka itu artinya warga tiap
tahunnya harus mengumpulkan dana sebesar Rp. 8 juta. Karena dalam setahun
perbaikan sampai empat kali”, terangnya lagi.
Pihaknya juga menjelaskan jika
sudah mengajukan proposal pengajuan pembangunan jembatan di desa tersebut.
Bahkan tahun 2011 lalu, sempat didatangi tim survey ke lokasi. Entah kenapa,
hingga saat ini, bantuan pemerintah itu tak kunjung terelasisasi.
“Padahal anggaran untuk itu (pembangunan
jembatan, Red) bisa mencapai Rp 600 juta”, tandasnya. (fer/mm/mt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar