Hati-Hati ada Oknum yang mengatasnamakan Wartawan/Marekting/dll atas nama Maduraexpose.com. Kirim Saran dan Berita Anda melalui email maduraexposenews@gmail.com dan SMS Center 081934960999

Sabtu, 05 Januari 2013

Mengintip "Kelahiran" Batik Madura


Paduan warna berani menjadi identitas batik Madura ini.
MADURATANI- Tidak pernah hanya puas mengenakan busana berbahan batik, kecintaan pada batik membawa saya mengunjungi setiap daerah penghasilnya. Saya, Afra Arumdati, memang selalu penasaran untuk melihat langsung kelahiran batik-batik ini dari tangan perajin.

Ini merupakan cara saya berwisata. Mengunjungi daerah perajin batik, ikut belajar, dan pulang dengan membawa beberapa kain serta setumpuk kepuasan. Saya sendiri rajin menuliskan setiap pengalaman "batik" melalui "diary" pribadi saya, www.ceritakain.com. Kali ini, tujuan saya adalah Madura. Pulau kecil yang terkenal sebagai salah satu penghasil batik terbesar.
Batik Madura
Mengawali perjalanan dari Surabaya, rasanya saya sudah tidak sabar untuk menikmati atmosfir batik. Hampir 5 jam saya berada di dalam bis yang membawa ke pulau penghasil garam ini. Sepanjang perjalanan, saya disuguhi pemandangan sawah, laut, dan panasnya udara pesisir. Tapi, ini tidak mengurangi rasa excited saya pada pulau yang hendak saya tuju.
Akhirnya saya menginjakkan kaki di Desa Toket, Pamekasan. Bayangan saya akan desa wisata batik terhapus. Ternyata, batik Madura ini hanya kondang sebagai produk seni.
Perajin batik di sini belum mampu mengundang para wisatawan untuk menikmati proses pembuatannya. Kedatangan saya pun sempat menjadi perhatian warga setempat.
Batik Madura
Saya diantar ke rumah Haji Faisal, salah satu perajin batik. Di petak rumahnya, terdapatworkshop batik yang sudah berdiri puluhan tahun lalu. Masuk ke dalamnya, saya dikagetkan dengan pemandangan para seniman-seniman kecil. Rata-rata adalah anak laki-laki. Ternyata, helaian kain-kain indah ini terlahir dari tangan mereka.
Ini pemandangan yang tidak biasa. Bahkan, saya belum pernah menemui anak-anak yang masih duduk di bangku SMP itu begitu piawai menorehkan lukisan indah di atas sehelai kain. Mereka mengaku, kegiatan menyolet (memberi warna pada batik) ini merupakan rutinitas mereka sepulang sekolah.
Batik Madura
Bagi mereka, kegiatan ini sungguh menghasilkan, daripada mereka hanya mengisi waktu dengan bermain. Upahnya pun lumayan. Satu orang anak bisa mendapat upah Rp300 ribu dalam satu bulan. Namun, lukisan motifnya tetap dikerjakan oleh perajin wanita.
Menurut adik-adik ini, membatik hanya bisa dilakukan oleh wanita, karena dengan tangan wanita lah goresan-goresan malam tersebut bisa menghasilkan motif yang halus dan indah.
Motif dan warnanya membuat jatuh hati
Batik Madura yang berwarna-warni ini merupakan cerminan batik khas pesisir. Namun, berbeda dengan batik pesisir di daerah Cirebon, Pekalongan, dan Lasem. Batik Madura lebih sederhana dalam pengerjaan dan memakan waktu yang relatif singkat. Ini karena motifnya cenderung berukuran besar.
Motif khasnya terletak pada retakan, yakni guratan-guratan retak yang turut menghias kain. Ini justru yang membuatnya terlihat unik, begitu juga dengan paduan warna-warnanya yang berani.
Menurut cerita, warna merah dalam batik-batik menggambarkan karakter masyarakatnya yang kuat dan keras. Warna kuning melambangkan bulir-bulir padi yang tumbuh subur, sedangkan warna hijau merangkum kesejukan pepohonan.
Corak kain madura
Mata saya tertuju pada lembaran kain berwarna biru terang yang terjemur di ramping tembok batu bata. Sekilas motif ini mirip sekali dengan motif sarang laba-laba. Terlihat dari sulur-sulur yang tersambung satu sama lain. Namun, perajin batik ini ternyata membuat motif bunga, sedangkan sulur-sulur tersebut menggambarkan daun.
Semakin lama saya berada di sini, semakin terhanyut dengan keindahan ini. Saya yakin, Anda pun pasti akan tergiur mengunjunginya untuk memuaskan rasa cinta Anda pada batik. Selamat hari batik! (art)


Sumber:life.viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MADURA TANI POPULER