|
Pelaku diduga petani sekitar kawasan taman konservasi. Bibit itu dikumpulkan di lahan pembibitan milik Yayasan Kaliandra Sejati. Setiap batang di pasaran dijual seharga Rp 1.000-Rp 2.000. “Kami laporkan ke polisi, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, serta Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam," kata koordinator Paguyuban Petani Pasuruan, Fathur Rahman, Senin, 4 Februari 2013.
Bibit tanaman itu, katanya, dicabuti di sela tanaman. Rata-rata bibit tanaman setinggi 60 sentimeter ini diangkut sejauh delapan kilometer dari lokasi semula. Diduga pencurian bibit tanaman ini akan digunakan untuk kegiatan konservasi yang dibiayai sejumlah perusahaan swasta.
Kepala Tahura R Soerjo wilayah Malang Pasuruan Gatot Sundoro membenarkan pencurian bibit tanaman itu. Kasus ini telah dilaporkan ke Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur selaku pengelola kawasan. Gatot menunggu instruksi untuk rencana tindaklanjut persoalan ini. "Kalau diperintahkan lapor polisi, ya, kami laksanakan," katanya.
Pengambilan bibit tanaman, katanya, dilarang di kawasan konservasi. Demi alasan apa pun, termasuk untuk kegiatan konservasi. Kini pihaknya telah mengumpulkan bukti dan keterangan warga, terutama yang mengetahui pencurian bibit tanaman, termasuk mengawasi bibit tanaman yang disimpan di kebun pembibitan Yayasan Kaliandara Sejati.
Juru bicara Yayasan Kaliandra Sejati, Syarifudin Latief, mengakui mengambil bibit tanaman di kawasan Tahura R Soerjo. Menurut dia, pengambilan bibit tanaman sepengetahuan pengelola Tahura R Soerjo. "Kami sudah bicarakan dengan pihak Tahura," katanya.
Bibit tanaman itu, katanya, akan dikembangbiakkan dan bakal ditanam kembali di kawasan Tahura R Soerjo, terutama di kawasan yang terbakar. Ia menyangkal telah mencuri.
Keterangan FOto: Petugas membersihkan bibit pohon Jati yang berumur 4 bulan di perkenbunan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bidang Botani dan Mikrobiologi, Cibinong, Bogor, Kamis (22/12). Bibit pohon jati yang berumur 2 minggu dapat di kembangbiakan dengan cara memotong batang dan di tamam kembali didalam media rumah kaca (toples) agar mendapatkan temperatur yang sesuai dan cepat berkembang. TEMPO/Dasril Roszandi
Sumber:tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar