Ilustrasi petani tembakau. (sumber: Antara) |
yang ingin mengambil hak-hak mereka sebagai petani tembakau.
Para petani tembakau negara ASEAN mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar tak memaksanakan rekomendasi penghapusan budidaya tembakau tanpa menyediakan solusi petani.
Menurut Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), perwakilan jutaan petani tembakau Asia dari China, India, Pakistan, Vietnam, Korea, Thailand, Filipina, Indonesia dan Malaysia akan mengadakan pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 28-30 Maret 2012.
"Tujuannya untuk menentang para petinggi WHO yang ingin mengambil hak-hak mereka sebagai petani tembakau," tulis pernyataan pers AMTI di Jakarta, hari ini.
AMTI menyatakan, sumber gejolak para petani tembakau ini adalah rekomendasi yang dikeluarkan Kelompok Kerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sepuluh tahun lalu, Kerangka Perjanjian tentang Pengendalian Tembakau (Framework Convention on Tobacco Control - FCTC) menyatakan negara-negara penandatangan perjanjian tersebut berkomitmen membantu petani tembakau mencari mata pencarian alternatif selain budidaya tembakau.
"Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa permintaan tembakau akan menurun dari waktu ke waktu," kata AMTI.
Menurut Hananto Wibisono, dari AMTI, walaupun WHO mengakui riset untuk mencari alternatif komoditas pengganti tembakau bagi petani akan membutuhkan waktu bertahun-tahun, kini mereka justru menyerah di bawah tekanan LSM-LSM Anti-Tembakau.
"LSM-LSM itu memiliki sumber dana besar dengan mengeluarkan rekomendasi penghapusan budidaya tembakau tanpa memberikan solusi alternatif yang layak bagi komunitas petani tembakau di Asia yang jumlahnya sangat banyak," jelas Hananto.
Mengutip pernyataan Antonio Abrunhosa, CEO dari Asosiasi Petani Tembakau Internasional (ITGA), AMTI sudah bertahun-tahun para petinggi WHO tidak mampu menjelaskan bagaimana petani tembakau dapat menghidupi keluargadengan membudidayakan tanaman alternatif.
Menurut Antonio, WHO tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman khusus dalam bidang pertanian, namun serta merta menetapkan solusi yang paling mudah adalah dengan menekan pemerintah untuk mengatur sedemikian rupa agar petani tidak mungkin lagi terus menanam tembakau.
"Padahal, jutaan orang bergantung pada profesi ini,” kata Antonio.
Benua Asia memiliki jutaan petani tembakau dan menghasilkan lebih dari separuh produksi daun tembakau dunia. Bagi banyak petani, tembakau adalah satu-satunya komoditas tanaman yang dapat mereka budidayakan karena memberikan penghasilan tetap bagi keluarga mereka.
Sumber: beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar