Tahun 2009 silam, sebuah media online menulis berita tentang kekhawatiran terhadap para petani menjelang jembatan Suramadu dioperasikan. Apakah benar terbukti, kita simak kutipan beritanya berikut:
SURABAYA: Dengan akan beroperasinya jembatan Surabaya Madura
(Suramadu) diprediksikan akan berimbas pada berkurangnya lahan pertanian
di Madura, khususnya di kabupaten Bangkalan dan Sampang.
Hal ini menyusul demand
lahan sawah untuk non pertanian akan meningkat seiring dengan program
industrialisasi Madura oleh pemerintah pasca pengoperasian Suramadu.
Beroperasinya Suramadu akan membuat lahan pertanian yang akan beralih
fungsi akan semakin besar. Sebab akan ada banyak investor baik dari
sektor industri ataupun pengembangan perumahan akan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, kata Kepala Sub Bidang Sarana dan
Prasarana Dinas Pertanian Jatim Kusdiriyanto di Surabaya, Selasa
(12/5/09)
Menurut Kusdiriyanto, secara logika,
harga lahan di Surabaya jauh lebih mahal dibanding Madura. Sementara
akses jembatan Suramadu membuat wilayah Surabaya dan Madura menjadi
lebih dekat. Sehingga bisa dipastikan akan ada banyak investor yang
melirik Madura sebagai derah baru untuk pengembangan investasi mereka.
Hal yang sama akan terjadi di sektor perumahan. Pengembangan sektor
properti di Madura akan menjadi semakin cepat. Sebab yang selama ini
menjadi problem adalah jalur transportasi Madura-Surabaya harus melalui
penyeberangan.
Untuk besaran lahan yang tergerus
saya tidak bisa memperkirakan. Karena hal ini akan sangat erat kaitannya
berapa investasi yang akan masuk di Madura. Tapi saya pastikan,
Bangkalan dan Sampang adalah daerah yang paling rentan terjadi peralihan
fungsi tersebut, lanjutnya.
Tahun 2008, lahan
pertanian Jagung di Bangkalan mencapai 41.622 hektar dengan produksi
sebesar 221.891 ton gabah kering giling (GKG) per tahun meningkat
sekitar 47,76% dari pencapaian di 2007 sebesar 150.165 ton per tahun.
Sementara lahan jagung mencapai 75.679 hektar dengan produksi sebesar
139.316 ton per tahun meningkat 0,06% dari tahun 2007 yang mencapai
139.226 ton per tahun.
Lahan pertanian jagung di
Sampang tahun 2008 mencapai 93.060 hektar dengan produksi sebesar
169.702 ton per tahun. Meningkat sebesar 18,52% dari tahun 2007 yang
mencapai 143.183%.
Sedangkan lahan padi di Sampang
tahun 2008 seluas 33.355 hektar dengan produksi padi sebanyak 197.639
ton GKB per tahun. Meningkat 31,55% dari tahun 2007 yang hanay mencapai
150.234 ton GKB per tahun.
Agar produksi padi dan
jangung di Madura tidak terhambat akibat pergeseran fungsi lahan
pertanian tersebut, maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan
produksifitas pertanian jagung dan padi, katanya.
Peningkatan produktifitas tersebut menurut Kusdiriyanto bisa dengan
perbaikan irigasi, penggunaan pupuk yang seimbang dan perbaikan cara
budidaya.
Kami juga tengah melakukan pemurnian varietas jagung agar produksi jagung lokal bisa meningkat, katanya. kbc8/kbc7
Sumber: kabarbisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar