KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA
|
MADURATANI, SURABAYA - Sekitar 50 persen petani di Jawa Timur adalah petani gurem atau petani dengan kepemilikan lahan rata-rata 0,34 hektar. Meski sebagian besar hanya memiliki lahan pertanian sempit, jumlah petani Jawa Timur adalah yang terbesar di seluruh Indonesia.
Kepala BPS Jatim Irlan Indrocahyo, Selasa (24/11) di Surabaya mengatakan, rata-rata pengelolaan lahan petani di Jatim sangat kecil. "Luas pengelolaan lahan pertanian di Jatim hanya 0,1 hektar sampai 1 hektar. Ini meliputi tanaman padi, jagung, kedelai, dan tebu," ujarnya.
Penguasaan rumah tangga usaha tani di Jatim dalam mengelola lahan pertanian padi hanya berkisar 0,5 hektar sampai 1 hektar, tanaman jagung 0,1 hektar sampai 0,5 hektar, tanaman kedelai 0,1 hektar sampai 0,5 hektar, dan tanaman tebu 0,1 hektar hingga 0,5 hektar. Artinya, jika disamaratakan, sebagian besar petani di Jatim masih tergolong sebagai petani gurem.
"Jumlah petani gurem terbesar di Jatim berada di sekitar Karesidenan Madiun dan Kediri," kata Irlan. Walaupun hanya memiliki lahan sempit, namun jumlah rumah tangga petani di Jatim adalah yang terbesar di seluruh Indonesia. Inspektur Utama Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat Sunari Sarwono menyatakan, jumlah total petani padi, jagung, kedelai, dan tebu di Indonesia mencapai 17.830.832 keluarga. Dari jumlah tersebut, sekitar 21 persen di antaranya adalah petani Jatim, yaitu 3.743.861 keluarga.
Dari total jumlah petani Jatim 3.743.861 keluarga, konsentrasi petani terbesar berada di wilayah Karesidenan Madura sekitar 17 persen disusul Karesidenan Kediri dan Malang sekitar 16 persen. "Madura memiliki kontribusi terbesar pada hasil pertanian jagung dan Malang pada sektor tanaman tebu," ucapnya.
Produsen padi terbesar
Secara nasional, sebagian besar petani di Indonesia terkonsentrasi di wilayah Jatim. Jumlah total keluarga petani padi di Jatim mencapai 55 persen dari jumlah total rumah tangga petani di Indonesia sekitar 14,8 juta keluarga.
"Tak hanya pada sektor produksi padi, jumlah petani jagung, kedelai, dan tebu di Jatim juga paling banyak di seluruh Indonesia. Khusus untuk tanaman tebu, jumlah petani tebu di Jatim mencapai 72 persen dari seluruh petani tebu di Indonesia," kata Irlan.
Tahun ini, BPS melakukan pendataan secara rinci jumlah rumah tangga petani padi, jagung, kedelai, dan tebu di seluruh Indonesia. Pendataan ini bertujuan agar penyaluran pupuk dan benih ke petani benar-benar tepat sasaran.
"Kategori rumah tangga petani yang didata adalah rumah tangga petani yang benar-benar murni hidup dari penghasilan bercocok tanam. Batasan ini penting karena selama ini justru banyak petani bermodal yang diuntungkan dan petani gurem dirugikan," tambah Sunari.
Keterangan Foto: Para petani dari Desa Sinar Harapan, Kabupaten Musi Banyuasin, dan Desa Sido Mulyo, Kabupaten Banyuasin, menangis dalam unjuk rasa di Gedung DPRD Sumsel, Selasa (20/10). Aksi tersebut merupakan aksi lanjutan di Kantor Gubernur Sumsel yang menuntut pengembalian tanah milik petani.
Sumber:kompas.com|Selasa, 24 November 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar