•Realisasi Program LM3 Dinas Pertanian Pamekasan Tahun 2007-2011 diduga banyak yang fiktif
Maduratani, Pamekasan
Maduratani, Pamekasan
program LM3 (lembaga mandiri yang mengakar di masyarakat) merupakan program untuk meningkatkan pembangunan dibidang pertanian yang digulirkan oleh pemerintah bersama menteri pertanian yang bertujuan untuk pengembangan agribisnis di pondok pesantren.
Seperti yang telah dikucurkan pemerintah melalui dinas pertanian kabupaten pamekasan mulai tahun 2007 sampai 2011 kemaren. di tahun 2007 ada tiga pesantren yang mendapatkan program LM3 tersebut diantaranya pesantren Nurul Islam yang berlokasi dijalan raya pegantenan ini mendapatkan kucuran dana Rp.83.700.000 dengan jenis usaha pengolahan nangka selain itu pondok pesantren Miftahul Qulub yang terletak di desa polagan yang mendapat program dengan jenis usaha budidaya tomat dan bawang dengan anggaran Rp.90.000.000 serta dana senilai Rp.169.000.000 untuk budidaya tanaman jagung dan ternak untuk pondok pesantren taman sareh palengaan semua program tersebut telah berjalan beberapa tahun silam namun dari program tersebut sampai saat ini tidak jelas kemana realisasinya dan yang paling mencolok adalah pada program LM3 tahun anggaran 2008 untuk yayasan pendidikan social dakwah Ash-shidiqiah desa tambung yang mendapatkan jenis usaha pengadaan mesin penggiling padi yang dikelola oleh A.Muwafiq Qomar, S. Ag yang anggarannya Rp.100.000.000 program tersebut sampai saat ini tidak jelas realisasinya dan dari hasil pemantauan Koran ini program tersebut diduga sama sekali tidak teralisasi sebab setelah pengelola dari program tersebut dimintai konfermasi oleh Koran ini tidak dapat menjelaskan realisasi dari program tersebut dengan alasan program itu sudah lama dan berbagai alasan lainnya dan saat diminta menunjukkan dimana realisasi dari program pengadaan mesin penggiling padi tersebut muwafiq selaku pengelola tidak dapat menunjukkan dan berdalih itu bantuan dari presiden untuknya secara pribadi jadi sudah dapat disimpulkan kalau program tersebut diduga fiktif dan dinas sendiri dinilai kurang dalam mengawasi program tersebut sehingga terkesan bantuan pemerintah tersebut hanya menghambur hamburkan dana.
Tidak hanya itu saja ditahun 2009 program LM3 untuk pesantren Nurul Himam As-Saidi desa rombuh juga mendapatkan program pengadaan penggilingan padi dengan besaran dana Rp.150.500.000 yang dikelola oleh Kh. Afifur Rahman, namun realisasi dari program tersebut juga tidak jelas sebab dari pemantauan Koran ini ditahun tersebut tidak ada bantuan mesin giling padi dan sampai saat ini peng SPJ-annya pun belum selesai dengan alasan berkas-berkasnya terbakar, sebab mesin giling padi yang pernah di akui oleh afifurrahman sebagai bentuk dari realisasi LM3 tersebut setelah ditelusuri justru mesin giling padi tersebut telah ada sebelum tahun 2008 padahal bantuan tersebut baru realisasi tahun 2008, sudah dapat dipastikan kalau program tersebut juga diduga fiktif.
Dan hal ini juga di ungkapkan oleh salah satu kepala desa yang mengatakan “sebetulnya kami atas nama pemerintah desa tidak pernah menerima laporan dari pihak ponpes/yayasan sehingga keberadaannya tidak dapat tercatat, bahkan keberadaannyapun entah dimana. Lebih tepatnya dikatakan fiktif”. Ditambahkan juga bila benar realisasi program LM3 itu ada mungkin saja tingkat perekonomian masyarakat terbantu, tidak sebaliknya masyarakat hanya dijadikan alasan untuk sebuah program dari pemerintah , padahal kenyataannya masyarakat tidak pernah dilibatkan, dan yang sangat dilematis fungsi dinas sendiri sebagai pengawas dari realisasi dan penanggung jawab di kabupaten harus dipertanyakan.*(adie)
Sumber:radarnusantara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar