maduratani, Pamekasan- Seperti telah kita ketahui bersama, Program PUAB (Pengembangan Usaha Agrobisnis) merupakan program dari pemerintah untuk meningkatkan usaha agribisnis para petani di perdesaan. Nilai nominal program tersebut Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah). Dana tersebut merupakan dana hibah, yang artinya Gapoktan tidak perlu mengembalikannya. Gapoktan cukup mengelola dana tersebut dengan cara mengembangkannya untuk keperluan usaha tani petani mereka. Boleh dipinjamkan ataupun untuk usaha saprodi dan budidaya.
Namun program BLM- PUAB banyak yang tidak berjalan maksimal disebabkan beberapa factor, seperti yang terjadi didesa Ceguk kecamatan tlanakan yang saat ini bantuan untuk kelompok tani tersebut diduga tidak berjalan sebagai mana mestinya.
Untuk diketahui bahwa desa ceguk 2009 lalu telah mendapatkan bantuan untuk program usaha agribisnis perdesaan senilai Rp.100 juta yang mana dana tersebut telah direalisasikan oleh gapoktan desa ceguk kepada dua poktan yang ada didesa itu yakni poktan Madu Ganda I dengan ketua Darso, dan Poktan Madu Ganda II dengan ketua poktan Sanoji yang menjabat sebagai sekdes desa ceguk yang juga merangkap sebagai ketua Gapoktan di desa tersebut.
Dijelaskan bahwa tidak seharusnya dana PUAB tersebut di kelola oleh satu orang sebab ketua gapoktan sendiri juga merangkap sebagai ketua poktan Madu Ganda II padahal secara aturan pengurus gapoktan itu harus berdiri sendiri, dan ketua gapoktan seharusnya tidak boleh merangkap sebagai ketua poktan terlebih lagi dengan adanya aturan sekdes tidak boleh menjadi ketua gapoktan namun untuk desa ceguk sendiri justru dikelola oleh satu orang.
Indikasi tersebut diketahui setelah adanya keterangan dari salah satu anggota poktan Madu Ganda II yang namanya tidak mau dikorankan menjelaskan pada Radar Nusantara bahwa realisasi dari bantuan tersebut saat ini sudah tidak berjalan lagi padahal poktan Madu Ganda II sendiri menerima dana sebesar Rp 50 juta dari dana Puap yang nilainya 100 juta “kalau dulu memang ada mas, saya pun dapat pinjaman dari dana puap, tapi sekarang sudah gak ada lagi”. Ujarnya Sementara itusumber lain menyebutkan bahwa dana puap yang ada gapoktan saat ini tidak jelas berapa besarnya karna sirkulasi uang tersebut direkening tidak jelas berapa besarnya saat ini.
Namun program BLM- PUAB banyak yang tidak berjalan maksimal disebabkan beberapa factor, seperti yang terjadi didesa Ceguk kecamatan tlanakan yang saat ini bantuan untuk kelompok tani tersebut diduga tidak berjalan sebagai mana mestinya.
Untuk diketahui bahwa desa ceguk 2009 lalu telah mendapatkan bantuan untuk program usaha agribisnis perdesaan senilai Rp.100 juta yang mana dana tersebut telah direalisasikan oleh gapoktan desa ceguk kepada dua poktan yang ada didesa itu yakni poktan Madu Ganda I dengan ketua Darso, dan Poktan Madu Ganda II dengan ketua poktan Sanoji yang menjabat sebagai sekdes desa ceguk yang juga merangkap sebagai ketua Gapoktan di desa tersebut.
Dijelaskan bahwa tidak seharusnya dana PUAB tersebut di kelola oleh satu orang sebab ketua gapoktan sendiri juga merangkap sebagai ketua poktan Madu Ganda II padahal secara aturan pengurus gapoktan itu harus berdiri sendiri, dan ketua gapoktan seharusnya tidak boleh merangkap sebagai ketua poktan terlebih lagi dengan adanya aturan sekdes tidak boleh menjadi ketua gapoktan namun untuk desa ceguk sendiri justru dikelola oleh satu orang.
Indikasi tersebut diketahui setelah adanya keterangan dari salah satu anggota poktan Madu Ganda II yang namanya tidak mau dikorankan menjelaskan pada Radar Nusantara bahwa realisasi dari bantuan tersebut saat ini sudah tidak berjalan lagi padahal poktan Madu Ganda II sendiri menerima dana sebesar Rp 50 juta dari dana Puap yang nilainya 100 juta “kalau dulu memang ada mas, saya pun dapat pinjaman dari dana puap, tapi sekarang sudah gak ada lagi”. Ujarnya Sementara itusumber lain menyebutkan bahwa dana puap yang ada gapoktan saat ini tidak jelas berapa besarnya karna sirkulasi uang tersebut direkening tidak jelas berapa besarnya saat ini.
Sementara itu sanoji ketua Gapoktan desa Ceguk yang juga merupakan ketua Poktan Madu Ganda II saat dimintai dihubungi via telpon selulernya untuk dikonfirmasi terkait hal tersebut tidak merespon, sampai berita ini diturunkan yang bersangkutan (sanoji,red) belum bisa ditemui.(adie)
Sumber:radarnusantara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar