Sekolah Tinggi
Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI) School of Business and
Management siap berganti nama menjadi Universitas Trilogi. Perubahan status dari sekolah tinggi menjadi
universitas, nantinya akan melahirkan program studi baru untuk mencetak
entrepreneur.
Ketua STEKPI Budi Permadi Iskandar
mengatakan kampus yang terletak di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan tersebut
akan berkembang luas dan berbasis "teknopreneur" yang inovatif.
Diharapkan, pada 2020 Universitas Trilogi menjadi universitas terkemuka di
Indonesia.
"Universitas ini memiliki tiga ciri
utama yaitu menghasilkan kewirausahaan yang bersemangat kolaborasi serta
menampilkan kemandirian yang tinggi. Karena itu, semua pengurus Yayasan
Pengembangan Pendidikan Indonesia Jakarta (YPPIJ) sepakat memberi nama
Universitas Trilogi," katanya di STEKPI, Jakarta, Kamis (12/5).
Dijelaskan, program studi yang sudah ada
yaitu Manajemen dan Akuntansi terus dikembangkan yang akan menjadi bagian dari
program studi yang akan dikaitkan dengan program studi lainnya. Hal ini akan
membentuk jejaring dengan program studi baru Bio-industri yang bergerak di
bidang Agro ekoteknologi, Industri dan Teknologi Pangan serta Agribisnis.
Ketua YPPIJ Subiakto Tjakrawerdaya
menambahkan untuk mendukung program studi itu dikembangkan Program Studi
Telematika, Informatika, serta Sistem Komputer IT yang dibutuhkan dunia modern.
Semua ini akan fokus pada industri buah-buahan dan energi terbarukan.
”Dengan dibukanya Fakultas Bio-industri,
Universitas Trilogi akan bekerjasama dengan Taman Buah Mekarsari. Kolaborasi
tersebut diharapkan menghasilkan petani modern dalam bidang Agro-ekoteknologi,
ilmu dan teknologi pangan, agribisnis,” ujar dia.
Pendirian Universitas Trilogi itu
dilakukan bekerjasama dengan ITB dan IPB, serta akan dikembangkan kerjasama
dengan perguruan tinggi lainnya, Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Mahasiswa bukan hanya belajar dalam
bidangnya, tetapi juga belajar menjadi wirausaha yang mampu bekerjasama dengan
berbagai pihak.
Selanjutnya, Universitas itu akan membuka program studi
Fakultas Telematika yang akan menghasilkan berbagai peralatan pendukung bagi
proses pertanian dan pascapanen.
Keputusan untuk mengubah STEKPI menjadi
Universitas Trilogi didasarkan pada semangat untuk meningkatkan ketahanan
pangan dan energi.
Hal ini harus dijalankan dengan membangun kemampuan
pertanian dengan mendidik petani baru yang dapat meningkatkan nilai tambah
lahan.
Untuk perubahan status, telah diajukan
pada Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendiknas menjadi Universitas
Trilogi, sehingga diharapkan tahun ajaran baru 2011-2012 sudah dapat menjaring
mahasiswa dengan program studi baru.
"Kami harapkan perubahan status ini
akan memberikan kotribusi yang lebih besar pada dunia pendidikan karena
kami ingin menciptakan sarjana-sarjana yang bisa langsung mengolah hasil sumber
daya alam yang ada terutama di sektor agrobisnis," ungkapnya yang
didampingi Wahyu Hardyanto, kepala UPT Komputer Universitas Negri Semarang
(Unnes).
Nota kerjasama IT ditandatangani oleh
Ketua Pengurus Yayasan Pengembangan Pendidikan Indonesia Jakarta (YPPIJ)
sebagai pendiri STEKPI, Subiakto Tjakrawerdaya dan Rektor Unnes Sudijono
Sastroatmojo.
Kepala UPT Komputer Universitas Negri
Semarang Wahyu Hardyanto, menuturkan perubahan status STEKPI menjadi
Universitas Trilogi diyakini tidak akan mempengaruhi operasional dan kegiatan
kampus.
"Pendampingan dari Unnes justru
membantu STEKPI untuk melakukan berbagai kegiatan administrasi hingga proses
pengajaran secara online dan terintegrasi termasuk data 800 mahasiswa Stekpi.
Apalagi sebelumnya Unnes pun sudah pernah ganti nama yakni IKIP," jelas
Wahyu.
Dikatakan Budi, dengan adanya sinergi
antara STEKPI dengan berbagai perguruan tinggi dan swasta dan instansi lainnya
di bidang riset, tenaga ahli dan lainnya, diharapkan Universitas Trilogi
menjadi kuat.
“Dalam proses pembelajarannya nanti, para
mahasiswa dididik untuk bisa mengkolaborasikan kemampuan menjadi enterpreneur
berbasis kemandirian, pengetahuan dan teknologi. Namun, kemandirian harus
dibangun bersama, lulusan Universitas Trilogi bukanlah Super-Man tetapi
Super-Team,” tandasnya.
Pihaknya berharap empat tahun ke depan
pihaknya bisa menghasilkan sarjana yang mampu mengolah buah tropis, produk
herbal dari kampus di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan itu.
"Kita ingin kekayaan sumber daya alam
seperti tumbuhan herbal dan buah-buahan merajai bisnis di pasar dalam dan luar
negeri dan pengusahanya berasal dari Universitas Trilogi," jelas dia.
[H-15/suarapembaruan.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar